Magetan Lenteraindonesianews.com Sebagai upaya mengingat sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW disaat Cucu Beliau meninggal dunia karena dibunuh yang terjadi di bulan Suro/Muharam sekaligus upaya membersihkan diri Padepokan Kadang Bayu yang berlokasi di desa Kepuhrejo Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan menggelar acara Suran Agung.yang ke 8.
Kegiatan ini dilaksanakan 5 Juli 2025 /10 Suro 1959 Dal dan dihadiri sekitar 300 peserta yang berasal dari berbagai wilayah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Eyang Lawu sebagai sesepuh Padepokan Kadang Bayu menjelaskan " Padepokan Kadang Bayu ini sebagai upaya untuk melestarikan tradisi dan budaya khususnya tradisi leluhur Jawa. Khususnya ajaran Budi Pakartinya. Padepokan Kadang Bayu berdiri sejak tahun 2015 yang bertumpu pada kekuatan diri kita. Secara harfiah Bayu berarti angin .Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan yang sama sebagai anugerah dari Allah SWT. Tinggal kita membangun kembali kekuatan batin kita yang selama ini tertutup oleh keinginan keinginan duniawi yang tidak baik. "jelas Eyang Lawu
" Secara aliran kita tidak spesifik pada ajaran agama dan keyakinan tertentu. karena disini kita merangkul semua agama dan iman, baik itu Islam,Kristen,Hindu dan Budha. Yang jelas kita ingin membangkitkan iman sesuai ajaran agama masing masing." jelas Eyang Lawu.
"Basic/dasar awal disini adalah pengobatan yang bertumpu pada ajaran leluhur jawa, dengan Doa yang dibantu dengan yang sudah disediakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ditambah dengan penguatan iman sesuai dengan agama yang dianutnya untuk mencari ketentraman lahir dan batin." ujar Eyang Lawu.
Dalam acara Suran Agung ini diisi dengan acara Do'a Tahlil dan Selamatan untuk mendoakan leluhur dilanjutkan makan bersama, dan ritual Siraman Agung yaitu mandi di Lejok Lawu, sungai sebelah padepokan sebagai manifestasi pembersihan sengkolo dan sukerto ( hal yang buruk /kesialan dalam diri manusia)
Ada hal menarik di RT 2 lokasi Padepokan Kadang Bayu ini. Bisa dikatakan disini adalah kampung Pancasila . disini ada Gereja, Padepokan Kejawen dan Masjid yang semua harmonis guyub rukun dalam keberagaman.
video lengkap bisa di klik https://youtube.com/@lenteraindonesianews?si=JyQZrvFaIJDrx22S
(Jurnalis Beni Setyawan)
Cucu kanjeng Nabi Muhammad maksudnya..bukan putranya
BalasHapusPosting Komentar